Kabupaten Gresik
1. Lokasi
Kabupaten Gresik adalah sebuah kabupaten memiliki luas 1.191,25km² di Jawa Timur, Indonesia. memiliki
Sejak abad ke-11, Gresik menjadi pusat perdagangan dan kota bandar yang dikunjungi oleh banyak bangsa seperti, Cina, Arab, Champa, dan Gujarat. Gresik juga sebagai pintu masuk Islam pertama di Jawa, yang antara lain ditandai dengan adanya makam-makam Islam kuno dari Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Fatimah binti Maimun[3]. Gresik sudah menjadi salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting sejak abad ke-14, serta menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari Maluku menuju Sumatera dan daratan Asia (termasuk India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era VOC.
Tahun 1411 penguasa Gresik, seorang kelahiran Guangzhou, mengirim utusan ke kaisar Tiongkok. Di abad ke-15, Gresik menjadi pelabuhan dagang internasional yang besar. Dalam Suma Oriental-nya, Tomé Pires menyebutnya sebagai "permata pulau Jawa di antara pelabuhan dagang".
Pada era VOC, Afdeeling Gresik terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Sedayu. Kota Gresik sendiri berada pada jalur utama jalan pos Daendels. Perkembangan Surabaya yang cukup pesat memaksa dihapuskannya Kabupaten Gresik dan bergabung dengan Kabupaten Surabaya pada tahun 1934.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, Gresik hanyalah sebuah kawedanan di bawah Kabupaten Surabaya. Didirikannya Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953 merupakan titik awal industrialisasi di Gresik. Pada tahun 1974, status Kabupaten Surabaya dihapus dan sebagai penggantinya adalah Kabupaten Gresik, dengan bupati pertama H. Soeflan. Kawasan permukiman pun semakin melebar, dan bahkan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kawasan Bunder.
Pantai Delegan. Bagi sobat yang berada di daerah Surabaya dan
sekitarnya yang ingin menikmati pemandangan pantai bersama keluarga,
tidak ada salahnya mencoba berlibur di pantai Delegan ini. Memang pantai
ini tak seindah Pantai Kuta di Bali, namun pantai ini lebih indah dan
layak dikunjungi daripada Pantai Kenjeran yang ada di Surabaya. Bukannya
merendahkan pantai Kenjeran, tapi pantai di Surabaya itu tidak seindah
waktu dulu saat saya masih kecil.
Kembali lagi ke Pantai Delegan. Pantai ini terletak di Desa Delegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, sekitar 40 km dari pusat Kota Gresik. Pantai ini selalu ramai dikunjungi saat akhir pekan atau hari libur, namun saat hari biasa, pengunjung di pantai ini relatif sepi.Pantai ini membentang sepanjang 2,3 kilometer dengan hamparan pasir putih kecoklatan. Airnya berwarna hijau, namun saat ombaknya tidak terlalu besar, airnya lebih jernih. Pantai ini menjadi favorit para warga gresik maupun wisatawan yang sedang berlibur ke kota ini selain berziarah ke makam wali songo.
Lambang Kabupaten Gresik
Motto: Satya Bina Kertaraharja (Teguh Membangun Kesejahteraan)
Motto: Satya Bina Kertaraharja (Teguh Membangun Kesejahteraan)
Provinsi | Jawa Timur |
Dasar hukum | - |
Tanggal | - |
Ibu kota | Kota Gresik |
Pemerintahan | |
- Bupati | Dr. Ir. Sambari Halim R. M. Si |
- DAU | Rp. 561.391.041.000,-(2011)[1] |
Luas | 1.137,05 km2 |
Populasi | |
- Total | 1.072.190 jiwa (2004) |
- Kepadatan | 942,96 jiwa/km2 |
Demografi | |
- Suku bangsa | Jawa |
- Agama | Islam, Kejawen, Konghucu |
- Bahasa | Indonesia, Jawa |
- Kode area telepon | 031 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 18 kecamatan |
- Kelurahan | 330/26 |
- Flora resmi | ???? |
- Fauna resmi | Rusa Bawean |
- Situs web | Gresik Online |
1. Lokasi
Kabupaten Gresik adalah sebuah kabupaten memiliki luas 1.191,25km² di Jawa Timur, Indonesia. memiliki
- Utara: Laut Jawa
- Selatan: Kota Surabaya Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Mojokerto
- Timur: Selat Madura
- Barat: Kabupaten Lamongan
2. Etimologi
Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java mengungkapkan bahwa nama Gresik berasal dari kata giri gisik, yang berarti "gunung di tepi pantai", merujuk pada topografi kota yang berada di pinggir pantai.3. Sejarah
Menurut catatan dari Tiongkok, Gresik didirikan di abad ke-14 oleh seorang Tionghoa[2]Sejak abad ke-11, Gresik menjadi pusat perdagangan dan kota bandar yang dikunjungi oleh banyak bangsa seperti, Cina, Arab, Champa, dan Gujarat. Gresik juga sebagai pintu masuk Islam pertama di Jawa, yang antara lain ditandai dengan adanya makam-makam Islam kuno dari Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Fatimah binti Maimun[3]. Gresik sudah menjadi salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting sejak abad ke-14, serta menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari Maluku menuju Sumatera dan daratan Asia (termasuk India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era VOC.
Tahun 1411 penguasa Gresik, seorang kelahiran Guangzhou, mengirim utusan ke kaisar Tiongkok. Di abad ke-15, Gresik menjadi pelabuhan dagang internasional yang besar. Dalam Suma Oriental-nya, Tomé Pires menyebutnya sebagai "permata pulau Jawa di antara pelabuhan dagang".
Pada era VOC, Afdeeling Gresik terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Sedayu. Kota Gresik sendiri berada pada jalur utama jalan pos Daendels. Perkembangan Surabaya yang cukup pesat memaksa dihapuskannya Kabupaten Gresik dan bergabung dengan Kabupaten Surabaya pada tahun 1934.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, Gresik hanyalah sebuah kawedanan di bawah Kabupaten Surabaya. Didirikannya Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953 merupakan titik awal industrialisasi di Gresik. Pada tahun 1974, status Kabupaten Surabaya dihapus dan sebagai penggantinya adalah Kabupaten Gresik, dengan bupati pertama H. Soeflan. Kawasan permukiman pun semakin melebar, dan bahkan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kawasan Bunder.
4. Tempat wisata
- Wisata ReligiGresik adalah suatu kota yang berdiri di pesisir pantai utara jawa. Pada jaman dulu Gresik merupakan tempat persinggahan para pedagang arab. Di Gresik inilah awal mula dari ajaran islam di Indonesia yang dibawa oleh seorang pedagang yang bernama Siti Fatimah Binti Maimun.Gresik disebut juga sebagai kota santri, karena penduduknya mayoritas islam dan banyak berdiri pondok pesantren di kota Gresik ini. Selain itu di Gresik ada 5 Wali dari 9 Wali Songo yang dimakamkan di kota Gresik.Kelima wali tersebut adalah
Sunan Giri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasSunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik.
Daftar isi
Silsilah
Beberapa babad menceritakan pendapat yang berbeda mengenai silsilah Sunan Giri. Sebagian babad berpendapat bahwa ia adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.
Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Maulana Ishaq, dan 'Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut.
Dalam Hikayat Banjar, Pangeran Giri (alias Sunan Giri) merupakan cucu Putri Pasai (Jeumpa?) dan Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI). Perkawinan Putri Pasai dengan Dipati Hangrok melahirkan seorang putera. Putera ini yang tidak disebutkan namanya menikah dengan puteri Raja Bali, kemudian melahirkan Pangeran Giri. Putri Pasai adalah puteri Sultan Pasai yang diambil isteri oleh Raja Majapahit yang bernama Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI). Mangkubumi Majapahit masa itu adalaha Patih Maudara.
Kisah
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya (Prabu Menak Sembuyu) untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu, Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang ini.
Versi lain menyatakan bahwa pernikahan Maulana Ishaq-Dewi Sekardadu tidak mendapat respon baik dari dua patih yang sejatinya ingin menyunting dewi sekardadu (putri tunggal Menak sembuyu sehingga kalau jadi suaminya, merekalah pewaris tahta kerajaan. Ketika Sunan Giri lahir, untuk mewujudkan ambisinya, kedua patih membuang bayi sunan giri ke laut yang dimasukkan ke dalam peti.[rujukan?]
Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) - yakni sabar dan sobir - dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi tersebut Joko Samudra.
Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini di Surabaya) untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya beserta Makdhum Ibrahim (Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudra. Di sinilah, Joko Samudra, yang ternyata bernama Raden Paku, mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa dia dulu dibuang.
Dakwah dan kesenian
Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden 'Ainul Yaqin kembali ke Jawa. Ia kemudian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad. Ia disebut juga Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo . Nasab As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim Nasab Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam Catatan itu tertulis: As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Ja’far Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah
Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As-Samarqandy.[2] Dalam cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal.
Isteri Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim memiliki, 3 isteri bernama: 1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti Azmatkhan 1), memiliki 2 anak, bernama: Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah 2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad 3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas dan Yusuf. Selanjutnya Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali Murtadha [Sunan Santri/ Raden Santri] dan melahirkan dua putera yaitu Haji Utsman (Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan Ngudung) berputera Sayyid Ja’far Shadiq [Sunan Kudus].
Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur. - Wisata alam
Pantai Delegan, Gresik
Pantai Delegan |
Kembali lagi ke Pantai Delegan. Pantai ini terletak di Desa Delegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, sekitar 40 km dari pusat Kota Gresik. Pantai ini selalu ramai dikunjungi saat akhir pekan atau hari libur, namun saat hari biasa, pengunjung di pantai ini relatif sepi.Pantai ini membentang sepanjang 2,3 kilometer dengan hamparan pasir putih kecoklatan. Airnya berwarna hijau, namun saat ombaknya tidak terlalu besar, airnya lebih jernih. Pantai ini menjadi favorit para warga gresik maupun wisatawan yang sedang berlibur ke kota ini selain berziarah ke makam wali songo.
Di pantai ini pengunjung bisa berenang di pantai dengan menyewa ban
sebagai pelampungnya. Harga sewa ban berkisar antara 3 ribu sampai 7
ribu rupiah sepuasnya. Bila ingin menguji adrenalin, sarana flying fox juga ada disini, tapi tidak tiap hari ada, biasanya pada akhir pekan atau hari libur, permainan flying foxnya dibuka. Persewaan kano disini juga ada.
Di tepi pantai banyak kios penjual makanan dan minuman, serta di sepanjang pinggir pantai ditumbuhi pohon-pohon waru sehingga membuat suasana pantai lebih teduh.
Di pantai ini pengunjung bisa berenang di pantai dengan menyewa ban
sebagai pelampungnya. Harga sewa ban berkisar antara 3 ribu sampai 7
ribu rupiah sepuasnya. Bila ingin menguji adrenalin, sarana flying fox juga ada disini, tapi tidak tiap hari ada, biasanya pada akhir pekan atau hari libur, permainan flying foxnya dibuka. Persewaan kano disini juga ada.
Di tepi pantai banyak kios penjual makanan dan minuman, serta di sepanjang pinggir pantai ditumbuhi pohon-pohon waru sehingga membuat suasana pantai lebih teduh.
Tradisi lelang bandeng, menjadi tradisi tahunan
para petani tambak di Kota Santri, Gresik, Jawa Timur dalam menyambut
datangnya Hari Raya Idul Fitri. Tradisi memamerkan atau kontes bandeng
hasil panen para petani tambak ini digelar sekali dalam setahun yakni
pada malam 29 Ramadan.
Tradisi lelang bandeng ini diawali dengan pembukaan Pasar Bandeng Rakyat
di Pasar Baru, Jalan Gubernur Suryo, Kecamatan Gresik Kota, Kabupaten
Gresik.
Tiket masuk ke pantai Delegan waktu terakhir saya kesana bersama kawan-kawan sekitar Rp 5.000/orang ditambah biaya parkir kendaraan.
Tradisi unik
Salah satu tradisi unik Gresik adalah Lelang bandeng tradisional ini berbeda dengan pasar bandeng pada umumnya, karena pada tradisi lelang ini petani hanya menjual bandengnya yang ukuran besar berkisar antara satu hingga tujuh kilogram per ekornya.
Tradisi yang hanya digelar pada malam 29 Ramadan ini, ini diiukuti oleh 156 petani tambak dari berbagai penjuru wilayah di Gresik.
Bandeng tersebut,selanjutnya, telah dipelihara selama hampir delapan
tahun, dan sengaja dipersiapkan untuk mengikuti pesta lelalng bandeng.
Tiket masuk ke pantai Delegan waktu terakhir saya kesana bersama kawan-kawan sekitar Rp 5.000/orang ditambah biaya parkir kendaraan.
Tradisi unik
Salah satu tradisi unik Gresik adalah Lelang bandeng tradisional ini berbeda dengan pasar bandeng pada umumnya, karena pada tradisi lelang ini petani hanya menjual bandengnya yang ukuran besar berkisar antara satu hingga tujuh kilogram per ekornya.
Tradisi yang hanya digelar pada malam 29 Ramadan ini, ini diiukuti oleh 156 petani tambak dari berbagai penjuru wilayah di Gresik.
Bandeng tersebut,
Salah seorang warga Gresik, Ali Bustami, mengatakan langganan membeli
bandeng di pasar lelang. Dia sengaja membeli yang ukurannya lebih besar
dibandingkan ukuran bandeng pada umumnya karena rasanya yang lebih gurih
dan lezat.
Selain untuk dikonsumsi sehari-hari bersama keluarga, ikan bandeng
tersebut juga menjadi hidangan spesial untuk menyambut sanak keluarga
dan tamu yang datang berkunjung ke rumah dalam rangka merayakan Idul
Fitri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar